PELATIHAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
BAGI
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
Sabtu, 26 Januari
2013
Siang
tadi bagian kemahasiswaan beserta Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNISBA, menyelenggarakan Pelatihan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi seluruh mahasiswa Unisba dari berbagai
fakultas yang sebelumnya telah mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba
penulisan karya tulis ilmiah tingkat Dikti. Pelatihan penulisan Karya Tulis Ilmiah
tersebut bertempat di Aula Utama unisba Jl. Taman Sari No.1 Bandung.
Pemateri
pertama adalah bapak Yuhka Sundaya, yaitu seorang dosen yang juga menjabat
sebagai wakil dekan 1 fakultas Ekonomi Unisba. Materi yang disampaikannya
berkenaan teknik penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Materi tersebut merupakan materi
yang sangat penting, sebab penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) memanglah tidak
boleh dilakukan secara sembarangan. Bagi sebuah karya tulis ilmiah, aturan penyusunan
atau aturan penulisan yang baik dan benar merupakan sebuah syarat perlu (necessary
condition) yang harus benar-benar dipenuhi. Maka butuh ketelitian dan
kehati-hatian yang sangat ekstra dalam pengerjaannya.
Lebih
lanjutnya, beliau menjelaskan bahwa setiap lembaga atau pun institusi mempunyai
gaya penulisan atau yang bisa disebut dengan gaya selingkung, yang
masing-masing mempunyai perbedaan. Sebagai contoh, perbedaan gaya penulisan atau
gaya selingkung dapat dilihat dalam perbedaan penulisan nomor halaman. Ada yang
mempunyai ciri khas penomoran halaman nya adalah di atas, dengan posisi nomor
di tengah, agak ke kiri, ataupun di kanan. Begitupun sebaliknya. Ada juga yang
meletakkan nomor halamannya di bagian bawah tengah, agak ke kiri, dan atau di
kanan. Dibagian manapun penomoran halaman, sebenarnya tidak ada yang salah,
sebab tidak ada aturan baku mengenai hal tersebut. Namun ketika kita mengikuti sebuah
lomba karya tulis ilmiah, kita harus benar-benar mengikuti aturan mengenai gaya
penulisan (gaya selingkung) yang di tetapkan oleh lembaga atau instansi yang
mengadakan lomba KTI. Gaya penulisan yang baik dan benar, yakni yang sesuai
dengan aturan tersebut merupakan aspek utama penilaian di tahap pertama dalam
penyeleksian karya tulis ilmiah.
Karena
lembaga atau instansi yang di tuju dalam lomba Karya Tulis Ilmiah tersebut
adalah Dikti, maka format penulisan Karya tulis ilmiah harus mengikuti aturan
gaya penulisan atau gaya selingkung yang sudah ditetapkan oleh Dikti. Kalau
menurut istilah saya sendiri, saya menyebutnya bahwa dalam penulisan tersebut,
format penulisannya haruslah ke’Dikti-dikti’an. Hehe.
Dikti
yang merupakan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, sangatlah ketat dalam
menyeleksi setiap karya tulis yang masuk. Penilaian pertama dilihat dari kulit
muka atau tampilan paling depan (cover) dari KTI tersebut. Apakah bagian cover
sudah memenuhi standarisasi gaya penulisan (gaya selingkung) Dikti atau belum.
Sederhana saja sebenarnya, jika tampilan cover benar-benar memenuhi syarat,
maka karya tulis dipastikan akan dapat lolos di tahap pertama, dan dapat masuk
ke tahap penilaian selanjutnya. Dan sebaliknya, jika susunan tidak benar-benar
sesuai, meski ketidak tepatan tersebut hanya sedikit saja, maka KTI tersebut
biasanya langsung di buang. Dibuang dalam artian ini yaitu, KTI akan tidak
dibaca sama sekali meski mungkin isi
dari karya tulis ilmiah yang bersangkutan sangatlah kreatif atau berkualitas.
“Usahakan
hal tersebut jangan sampai terjadi, karena tentunya akan sangat merugikan
mahasiswa sendiri. Sudah cape-cape buat, tapi tidak di baca sama sekali,
sehingga usulan yang sebetulnya mungkin saja kreatif tersebut, tidak dapat
masuk ke tahapan berikutnya dan dan tidak dipromosikan dalam tingkat nasional.”
Ungkap Pa Yuhka mewanti-wanti.
Maka,
kunci utama dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah ketelatenan dalam
pengerjaannya. Penulis beserta kelompoknya harus sering mereview ulang format
dan gaya penulisan, sebelum karya Tulis Ilmiah tersebut benar-benar di kirimkan
ke pihak Dikti. Aturan ketat mengenai penulisan yang disusun oleh Dikti, merupakan
bentuk latihan bagi mahasiswa dalam hal menulis, khususnya dalam menulis Karya
Tulis Ilmiah.
Berkaitan
mengenai aturan penulisan, ada beberapa hal penting yang sedari awal harus
sangat diperhatikan, yaitu diantaranya :
Penulis karya
tulis ilmiah harus mengetahui secara lebih mendalam dahulu mengenai perbadaan
antara PKM AI dan PKM GT.
Bahasa yang
digunakan tentunya harus bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), sederhana, namun jelas.
Bagian
kelengkapan Administratif yang meliputi, halaman judul, nama atau daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan, dll.
PKM AI.
Materi pertama yang disuguhkan oleh
bapa Yuhkan Sundaya pun selesai, dengan raut kelegaan di wajahnya karena telah
menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa dengan sangat jelas dan lugas.
Pelatihan penulisan karya Tulis ilmiah terus berlanjut dengan materi
selanjutnya, yaitu mengenai Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Artikel Ilmiah
yang di sampaikan oleh Doktor Atih Rohaeti Dariah yang merupakan dosen prodi
ilmu ekonomi.
Sebelum
masuk kedalam pemaparan materi, Ibu Atih mengapresiasi terlebih dahulu
mahasiswa yang telah hadir di ruangan tersebut. “sebelumnya saya bangga kepada
mahasiswa yang sudah hadir disini. Karena mahasiswa-mahasiswa yang ada disini
merupakan mahasiswa yang tertarik menulis. Menulis itu merupakan sebuah proses
yang sangat menuntut kesabaran, namun sesungguhnya menyenangkan”, begitulah
kurang lebihnya ungkapan apresiasi beliau.
Tanpa banyak membuang-buang waktu,
beliau langsung masuk pada pamaparan materi mengenai PKM AI. PKM AI merupakan Program
kreativitas mahasiswa berbentuk Artikel Ilmiah yang harus disusun berdasarkan
pada kegiatan yang telah selesai dilakukan kelompok mahasiswa. Kegiatan yang
telah selesai dilakukan tersebut bisa berupa tugas-tugas kuliah dari berbagai
mata kuliah, maupun kegiatan-kegiatan lainnya di luar, yang sekiranya dapat di
eksplorasi lagi secara lebih mendalam dan dapat ditampilkan keunikannya.
Tujuan dari PKM AI ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis dan mengekstrak kembali
kegiatan ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya tersebut, lalu menuangkannya
dalam bentuk artikel ilmiah. Dengan begitu keterampilan atau kemahiran
mahasiswa dalam menulis ilmiah akan meningkat pula.
Namun meski penulisannya berdasarkan
pada kegiatan ilmiah yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, bentuk atau format
PKM AI ini tidak seperti sebuah laporan kegiatan. Dalam penulisannya, tetap harus
mengikuti kaidah penulisan jurnal ilmiah, diantaranya harus menggunakan bahasa
Indonesia baku yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang disempurnakan,
sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah dimngerti,
tidak menggunakan singkatan “dst, tsb” atapun yang lainnya. Dan strukturnya
penulisan isi yaitu :
·
Halaman
kulit muka
·
Halaman
pengesahan
·
isi
artikel , yaitu terdiri dari : judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan,
metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka.
Dalam
pemaparannya, Ibu atih ini tidak terlalu banyak membahas mengenai teknik,
melainkan lebih kepada motivasi-motivasi bagi mahasiswa, terlebih mengenai
motivasi dalam menulis
No comments:
Post a Comment